Illustrasi gambar telur elang |
Suatu hari, ada seorang Indian yang pergi ke sebuah pegunungan. Sesampainya di sana, dia menemukan beberapa burung elang dalam sarang yang ditinggal oleh induknya. Dia pun berpikir, alangkah indahnya kalau dia punya seekor elang. kemudian, dia membawa pulang satu dari beberapa telur tersebut.
Di rumah, dia bingung karena telur elang tersebut harus dierami supaya menetas. Dia teringat bahwa dia punya induk ayam di belakang rumah yang juga sedang mengerami telur-telurnya. Tanpa berpikir lagi, dia menempatkan telur elang tersebut bersama telur-telur ayam yang ada di belakang rumahnya agar dierami oleh induk ayam.
Beberapa minggu kemudian, telur-telur ayam tersebut menetas. Telur elangnya pun ikut menetas. Si induk ayam bingung karena ia melihat ada satu anaknya (anak elang) yang tampak berbeda fisiknya. Namun, si induk ayam tidak mau mengambil pusing dan berpikir, "Ah, mungkin hanya kelainan genetik".
Illustrasi gambar telur elang yang menetas |
Hari-hari berlalu, minggu demi minggu, tampak si anak elang punya perilaku yang berbeda dibandingkan yang lainnya. Namun si induk ayam tetap berpikir bahwa anaknya yang satu ini memang memiliki kelainan.
Hingga suatu hari, saat mereka semua sedang bermain di halaman, ada seekor elang dewasa yang terbang tinggi di angkasa. Si anak elang ini melihat elang besar yang sedang terbang tinggi tersebut, menukik meliuk di angkasa dengan hebatnya.
Si anak elang lalu berkata, "Waaah, hebat sekali ya, bisa meliuk menukik terbang seperti itu. Aku ingin seperti itu, Ibu, aku mau seperti itu. Ibu, bisakah engkau mengajariku?".
Mendengar ucapan dan pertanyaan yang menurut si induk ayam tidak masuk akal tersebut, lalu ia menjawab, "Kamu jangan bercita-cita yang aneh. Kamu itu kan anak ayam. Ya sudah, ayam dengan ayam saja, adanya di darat. Enggak perlu berpikir yang aneh-aneh". Begitu kata si induk ayam dengan emosi dan nada tinggi.
Illustrasi gambar elang dewasa yang terbang |
Setiap hari saat si anak elang melihat ada elang dewasa yang terbang tinggi dan ia mengutarakan keinginannya, si ibu selalu mematahkan cita-citanya tersebut. ia selalu bilang tidak bisa, tidak mungkin, jangan berkhayal, dan sebagainya.
Waktu berlalu tanpa terasa, hingga akhirnya si anak elang ini lahir bagai seekor ayam, hidup bagai seekor ayam, dan mati bagai seekor ayam. Padahal, ia adalah anak ELANG.
Pesan inspirasi dan moral cerita ini :
Jika anakmu memiliki nilai buruk di pelajaran sekolah, jangan salahkan anakmu. Jangan kau bentak anakmu. Jangan sampai keluar kata-kata sumpah serapah dari mulutmu, sehingga jadi tawar rasa hatinya. Sebab, itu artinya kau belum bisa menemukan potensi dan bakat anakmu.
Jika kau melihat anak lain memiliki potensi yang lebih baik daripada anakmu, janganlah iri. Jangan kau malah memaksa anakmu agar menjadi seperti dia. Jangan biarkan rasa gengsi tidak mau kalah mengendalikanmu.
Jika kau melihat anakmu memiliki potensi dan bakat di bidang yang tidak kau setujui, jangan kau ikuti egomu, jangan kau buat anakmu untuk mengikuti ambisimu. Karena anakmu bukanlah milikmu. Anakmu adalah hadiah dari Allah. Dipinjamkan kepadamu untuk kau latih dan kau bina.
Lihatlah lebih banyak kelebihan anakmu, bukannya malah fokus dengan hal yang tidak bisa dilakukan anakmu. Bantu anakmu untuk bertekun pada bakatnya. Didiklah dirimu sendiri dan juga anakmu untuk semakin mengenal Allah, supaya kau dibukakan jalan atas apa yang sebenarnya Allah ingin lakukan pada anakmu.
Sehingga kelak di akhirat nanti, kau bisa mempertanggungjawabkan kepada Allah, kebaikan apa saja yang sudah kau lakukan pada anakmu.
Sumber cerita inspirasi : Buku Kenali Anakmu cetakan ke-1 dan tambahan pesan inspirasi dari penulis.
Comments
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca artikel ini.
Silahkan tinggalkan komentar Anda di bawah ini.